Source » http://www.wakrizki.net/2011/09/membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz1k0Wnoc61
BaliEvents

Kamis, 05 Januari 2012

TUMPEK WARIGE/TUMPEK PENGATAG/TUMPEK UDUH



Hari Tumpek Wariga/Tumpek Pengatag, atau lebih dikenal dengan Tumpek Uduh merupakan salah satu perayaan umat Hindu Dharma di Bali, sebagai persembahan suci yang khusus ditujukan untuk menghormati semua jenis tumbuh-tumbuhan.

Kegiatan ritual menggunakan kelengkapan sarana banten, rangkaian janur kombinasi bunga dan buah-buahan, dengan kekhususan bubuh sumsum, yakni bubur dari tepung ketan yang diberi warna hijau alami dari daun kayu sugih, ditaburi dengan parutan kelapa dan diberi gula merah.

Makhluk hidup berasal dari makanan. Makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan berasal dari hujan. Hujan berasal dari yadnya. Yadnya itu adalah karma.

SLOKA Bhagavad Gita ini mengingatkan kita bahwa tanpa tumbuh-tumbuhan semua makhluk bernyawa tidak dapat melangsungkan hidupnya di bumi ini. Mengapa? Karena bahan pokok makanan hewan dan manusia adalah tumbuh-tumbuhan. Adanya tumbuh-tumbuhan adalah yadnya dari bumi dan langit kepada semua makhluk hidup ini.

Bumi memberikan tanah. Langit menurunkan hujan untuk berkembangnya tumbuh-tumbuhan. Mengapa bumi dan langit dapat berlaku demikian. Itulah hukum Rta yang diciptakan oleh Tuhan. Tuhan dalam kemahakuasaan-Nya menciptakan tumbuh-tumbuhan melalui hukum alamnya yang disebut Dewa Sangkara oleh para Resi.

Karena itu, umat Hindu akan memuja Tuhan sebagai Dewa Sangkara untuk memohon kekuatan jiwa dan raga dalam mengembangkan tumbuh-tumbuhan. Pada zaman industri dewasa ini, sungguh tidak mudah mengembangkan upaya agar tumbuh-tumbuhan dapat berkembang seimbang sesuai dengan hukum ekologi.
Manusia sebagai makhluk hidup yang paling serakah sering berbuat tidak adil kepada keseimbangan hidup tumbuh-tumbuhan tersebut. Untuk menumbuhkan sikap yang adil dan penuh kasih kepada tumbuh-tumbuhan, umat Hindu memohon tuntunan Dewa Sangkara sebagai manifestasi Tuhan Yang Mahaesa. Karena itu, umat Hindu di India memiliki ”Hari Raya Sangkara Puja”, sedangkan umat Hindu di Bali memiliki Tumpek Wariga sebagai hari untuk memuja Dewa Sangkara.

Kemasan luar perayaan Sangkara Puja di India dan hari Tumpek Wariga di Bali tentunya berbeda, tetapi maknanya tidak berbeda. Kedua hari tersebut sebagai suatu proses ritual yang sakral untuk mengingatkan umat manusia agar selalu memohon tuntunan Tuhan dalam mengembangkan dan melindungi tumbuh-tumbuhan sebagai sumber makanan makhluk hidup yang paling utama.

Di Bali pada zaman kerajaan ada Lontar Manawa Swarga yang mencantumkan tentang perlindungan kepada tumbuh-tumbuhan. Dalam Lontar Manawa Swarga dinyatakan, barang siapa menebang pohon tanpa izin raja, maka akan dihukum denda lima ribu kepeng. Demikian juga dalam struktur pemerintahan kerajaan ada satu jabatan yang mengurus tumbuh-tumbuhan yang disebut Menetri Juru Kayu. Mungkin mirip menteri pertanian dan kehutanan dewasa ini.

TUMPEK WARIGE/TUMPEK PENGATAG/TUMPEK UDUH akan di pertingati tanggal 7 Januari 2012 oleh umat Hindu di Bali. pada hari tersenbut akan di laksanakan persembahyangan di setiap pura - pura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar