Source » http://www.wakrizki.net/2011/09/membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz1k0Wnoc61
BaliEvents

Selasa, 15 November 2011

Lokasi Syuting Bisa Menjadi Promosi Wisata Bagi Indonesia

Melalui ajang ASEAN Film Festival, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan pentingnya festival film sebagai sarana promosi kebudayaan (masyarakat) dan juga ajang menjual Indonesia sebagai lokasi syuting film. Tidak hanya bagi anggota ASEAN, tapi juga pemangku kepentingan film internasional.
Tercatat 99 tim/ produser film asing yang menggunakan Indonesia sebagai lokasi syuting, 3 diantaranya film layar lebar seperti Eat, Pray, Love. Mari menyebutkan sudah ada tiga produser asing yang mengantongi ijin syuting di Indonesia.
Oleh karena itu, Kemenparekraf berkomitmen untuk membuat clearing house. Hal ini dimaksudkan agar siapa pun (production house mancanegara) yang ingin syuting di Indonesia akan mendapat kemudahan dari Kemenparekraf.
"Film itu luar biasa, media yang colourful untuk mengangkat lokasi," ungkap
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, saat press conference ASEAN Film Festival di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kamis (10/11).
Film sebagai media yang mempunyai multiplier effect, melalui AFF diharapkan bisa menciptakan jaringan di dunia pelaku industri film di ASEAN. Ke depan, para pelaku dan peminat film bisa berkolaborasi untuk membuat film di lingkup ASEAN.
Sebagai industri kreatif, film mengalami pertumbuhan pesat. "Lima tahun yang lalu penonton Indonesia yang menonton film lokal hanya 40 persen, saat ini sudah mencapai 60 persen. Ini merupakan indikasi bahwa film Indonesia semakin baik," tegas Mari Elka Pangestu.
Mari menambahkan, suatu daerah yang menjadi lokasi syuting sudah pasti terangkat dari segi pariwisata. "Ada kenaikan wisatawan sampai 300 persen ke Belitung, setelah adanya film Laskar Pelangi," jelas Mari.
Oleh karena itu, Dirjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Djauhari Oratmangun, juga melihat adanya economic benefit aspect yang perlu dikembangkan selain people to people contact.
"Target market bisa mempromosikan daerah-daerah di Indonesia kepada duta besar negara ASEAN, seperti Pangkal Pinang, Bali dan kawasan timur untuk dijadikan lokasi pembuatan film," papar Djauhari.
Aspek ekonomi yang diperoleh dari film dalam negeri di antaranya pembangunan daerah lokasi syuting. Mari mengungkapkan salah satu film yang berdampak pada pembangunan daerah adalah film Sang Penari. Film tersebut menyewa satu desa, mereka memperbaiki desa dengan melakukan perbaikan jalan, menumbuhkan kerajinan batik yang mulai punah di desa tersebut.
"Tidak hanya lokasi, tapi negara juga terangkat. Di luar lokasi mengenai budaya dan kuliner juga terangkat, pemerannya [aktor dan aktris] juga akan semakin dikenal dunia," terang Mari Elka.
Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film, Ukus Kuswara menambahkan, jika banyak pembuat film asing yang menggunakan daerah di Indonesia, maka identitas Indonesia pun akan dikenal publik. Hal ini yang mampu menarik minat para wisatawan.(Puskompub)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar