Source » http://www.wakrizki.net/2011/09/membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz1k0Wnoc61
BaliEvents

Minggu, 13 November 2011

Minggu-minggu depan kita umat Hindu Nusantara akan merayakan Hari Saraswati yang jatuh pada tanggal 19 November 2011, Banyupinaruh tanggal 20 November 2011, Coma Ribek tanggal 21 November 2011, Sabuh Mas tanggal 22 November 2011, dan Pagerwesi tanggal 23 November 2011. Hari-hari raya itu mempunyai makna yang terkait satu dengan yang lain, sebagai berikut :

SARASWATI

Adalah Hari raya memperingati turunnya Devi Sarasvati sebagai shakti Deva Brahma (manifestasi Hyang Widhi sebagai pencipta) yang memberikan kemampuan berpikir kepada umat manusia. Para ahli Veda menyatakan bahwa
bersamaan dengan kemampuan manusia berpikir, diwahyukanlah Veda sebagai jalan hidup umat manusia sepanjang zaman, sehingga Hari Sarasvati juga dianggap sebagai tonggak sejarah awal dari iptek yang kemudian berkembang pesat mewujudkan kesejahteraan bagi umat manusia. Namun perlu juga disadari, bahka karena kemampuan berpikir manusia itu pula iptek dapat digunakan untuk menghancurkan semesta. 

Pada hari ini umat Hindu melaksanakan persembahyangan memuja Devi Sarasvati, dan menghaturkan sajen di buku, lontar, kitab suci.

BANYUPINARUH

Bermakna sebagai air (banyu) pengetahuan (pinih-weruh), yakni ilmu pengetahuan diibaratkan bagaikan air yang serba guna. Air bisa digunakan
sebagai tirtha, diminum, untuk mandi/membersihkan, untuk nyiram w.c, untuk campuran racun, menghidupkan tanaman, dll. Ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi semesta adalah ilmu pengetahuan yang digunakan di jalan dharma. Oleh karena itu maka pengetahuan yang sudah diperoleh pada hari Saraswati hendaknya disucikan. 

Sarana pensucian yang utama adalah air dari sungai Gangga. Oleh karena kita tidak mungkin bisa setiap saat mandi di sungai Gangga, sedangkan keyakinan pengetahuan bahwa sungai Gangga bermuara di laut, dan laut diseluruh dunia adalah menyatu, maka segala air di dunia sudah disucikan oleh sungai Gangga. 

Pada umumnya dihari Banyupinaruh kita melaksanakan pensucian/metirthayatra ke laut atau ke sumber-sumber mata air, danau, sungai. Disamping itu melakukan upacara pensucian diri dengan simbol sajen Prayascita. 

COMA RIBEK

Iptek yang digunakan di jalan dharma akan memberikan manfaat kepada umat manusia berupa kesejahteraan, antara lain kecukupan pangan yang cukup (bek = penuh). Maka pada hari Coma Ribek (Senin yang kaya), Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Hyang Paramesti Guru ber-yoga menciptakan kebahagiaan bagi umat manusia. Pada hari ini umat Hindu melaksanakan persembahyangan mensyukuri anugrah Hyang Paramesti Guru, sambil melaksanakan yoga-samadhi, menyadari hakekat ilmu pengetahuan bagi kemakmuran. Sebagai simbol dilakukan persembahan sajen pada beras, padi di
lumbung dan di pulu (tempat beras di Sanggah Pamerajan)

SABUH MAS

Selain anugrah Hyang Widhi berupa pangan yang sudah diterima di Hari Coma Ribek, maka keesokan harinya di hari Sabuh Mas (ikat pinggang dari emas) Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Hyang Mahadeva menganugrahkan kepada umat manusia kecukupan benda-benda material untuk kesempurnaan hidupnya
antara lain berupa sandang, papan, dan kekayaan lainnya misalnya perhiasan, kendaraan, dll. Di hari ini umat Hindu melaksanakan persembahyangan memuja
anugrah Hyang Mahadeva serta menghaturkan sesaji di tempat-tempat penyimpanan harta : uang, emas, perhiasan, mobil, dll.

PAGERWESI

Adalah puncak rangkaian hari raya sejak Sarasvati, merupakan hari kita memuja Hyang Paramesti Guru, dan menjaga dengan sebaik-baiknya (ibarat memagari dengan besi) agar Iptek digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan umat manusia dan semesta, tidak menggunakan Iptek untuk hal-hal yang destruktif. Umat Hindu melakukan persembahyangan memuja kebesaran Hyang Widhi dan mensyukuri wara nugraha-Nya sehingga kita umat manusia dapat mencapai mokshartam jagaditha.

KESIMPULAN :

Merayakan hari-hari sejak Sarasvati sampai Pagerwesi hendaknya dilakukan dengan penuh kesadaran serta menghayati tujuannya. Tanpa itu, perayaan akan
sia-sia.
Patut pula disadari bahwa manusia akan mencapai kebahagiaan lahir bathin hanya bila ia menguasai Iptek dan menggunakannya di jalan dharma.
Kesadaran seperti itu sangat mendalam dan meluas di masyarakat Buleleng, makanya Hari Pagerwesi di Buleleng dirayakan dengan meriah seperti Galungan,
mungkin agak berbeda dengan di Kabupaten lainnya. Asal: jangan di kotori oleh segala bentuk "judi"

SELAMAT HARI RAYA SARASVATI, BANYUPINARUH, COMA RIBEK, SABUH MAS, DAN PAGERWESI. (DISINGKAT : SELAMAT HARI RAYA PAGERWESI). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar