Source » http://www.wakrizki.net/2011/09/membuat-judul-blog-bergerak.html#ixzz1k0Wnoc61
BaliEvents

Jumat, 04 November 2011

MEKEPUNG ATAU MAKEPUNG

Atraksi Mekepung ini dikembangkan sekitar tahun 1930. Para Sais / Joki memakai baju tentara yang merupakan gaya kerajaan kuno di Bali. Ia memakai ikat kepala, syal, selempod, bertelanjang kaki dan mengenakan celana panjang pedang terselip sarung poleng (hitam dan putih).

Atraksi Mekepung hanya ada di bagian Bali Barat Kabupaten Jembrana. Mekepung artinya kejar-kejaran, inspirasinya berasal dari kegiatan tahap pengolahan yaitu tahap penumbukan tanah lahan basah ke dalam lumpur dengan memakai bajak lampit slau.Dalam proses penumbukan tanah, petani padi bekerja sama saling menguntungkan dengan rekan-rekannya, termasuk petani padi dan keluarga mereka dalam mempersiapkan konsumsi. Bajak lampit slau ditarik oleh dua ekor kerbau dan sebagai sarana menghias leher kerbau, kerbau adalah kalung genta gerondongan (gongseng besar) sehingga ketika kerbau berjalan menarik bajak lampit slau itu akan terdengar seperti suara musik rok (dengan suara-gejreng gejreng) untuk saling membantu bekerja di sana bajak banyak masing-masing ditarik oleh dua ekor kerbau yang ditunggangi oleh seorang kusir / joki duduk di bajak lampit slau. Dalam karya ini, kusir mulai memiliki sesuatu untuk mengeluh kerbau menarik bajak kebolehan dalam kekuatan, maka ini adalah awal dari perebutan kekuasaan terjadi mekepung menarik bajak kerbau sehingga untuk pertama kalinya ada mekepung atraksi mekepung di bidang yang mengandung lumpur yang adalah tanah di Desa Mendoyo Dangin Pecelengan Subak Tukad, Mendoyo Kabupaten, Kabupaten Jembrana - Bali. Seiring waktu objek wisata ini kegiatan diikuti oleh petani lainnya dan berkebang di daerah lain seperti Subak Temuku Aya, dan Subak Subak Gede Mertasari Tegak dan kemudian menjadi berkebang Mekepung Atraksi khusus Basah di mana kegiatan yang dilakukan dalam rotasi pada awalnya ada kerbau disawah.Pacuan (Mekepung) yang merupakan tradisi Negara - Bali, Indonesia.
Bahan yang digunakan tidak lagi bajak Lampit Slau namun gerobak ukuran yang sangat mini yang dihiasi dengan ukiran-ukiran menarik dari Sais / joki mengenakan pakaian tradisional batik ikat kepala, kemeja selempod tanganpanjang pakai, memakai celana panjang dan sepatu, tetapi bukan pedang terselip di pinggang sehingga Mekepung yang diberi nama "Benhur Jembrana".

sumber: google.com
Awalnya Mekepung adalah tradisi petani membajak sawah mereka di Jembrana.
Mereka digunakan untuk bekerja dan membantu satu sama lain. Ini kerja tim tradisional ini dikenal sebagai Gotong Royong sampai sekarang.

Sejak itu, Mekepung dilakukan sebagai atraksi yang menarik dan menjadi trade mark Kabupaten Jembrana. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar